Dari Palu Mempertahankan Ambalat

Kamis, 03 Desember 2009




KS – Bila tak ada aral melintang, tak lama lagi kita akan menyaksikan pesawat-pesawat tempur F15 di udara Sulawesi Tengah, menyusul rencana TNI-AU membangun pangkalan udara di Palu. Sulteng dianggap  sangat strategis mempertahankan Kepulauan Ambalat yang masih disengketakan dengan negara jiran, Malaysia. Bandara Mutiara, Palu pun berpeluang jadi bandara internasional.


Selain, Tarakan di Kaltim, Palu di Sulteng adalah wilayah yang paling dekat dengan Ambalat. Tim dari pesawat intai milik TNI-AU yang bermarkas di Makassar, baru-baru ini datang melakukan survey di Kota Palu. Setibanya di Bandara Mutiara, Tim asset Koops AU II Makassar yang dipimpin Letkol Tek Pipip Ismulyanto, langsung bertemu Walikota Palu,  Rusdy Mastura, untuk membahas lokasi yang akan dijadikan benteng pertahanan TNI-AU bila benar-benar terjadi perang memperebutkan  Ambalat.

Salah satu dari tim lima orang itu,  adalah Mayor Sus Ridwan Lamadjido, mantan Kepala Detasemen TNI-AU Palu.

Sebelum meninjau  lokasi, tim dari TNI-AU tersebut bertemu Walikota Rusdy Mastura bersama dinas terkait, Kepala Bandara Mutiara dan Dinas Perhubungan serta aparat kelurahan setempat.

“Rencananya Detasemen TNI-AU akan dibangun di sekitar Bandara Mutiara Palu. Kita menunggu kesiapan Pemerintah Kota Palu menghibahkan lokasi seluas 24 hektar tersebut,’’ jelas Mayor Sus Ridwan Lamadjido kepada Radar Sulteng.


Menurut Ridwan, keberadaan Detasemen TNI-AU di Palu sangat vital karena wilayah Sulteng dan Tarakan berdekatan langsung dengan Ambalat yang menjadi sengketa dengan Malaysia. Detasemen TNI-AU di Tarakan sudah diresmikan dua bulan lalu. Di Palu sendiri masih menunggu realisasi Pemkot.

‘’Nantinya Detasemen TNI-AU, di Tarakan dan Mutiara Palu akan menjadi benteng pertahanan pesawat tempur TNI-AU bila kasus Ambalat berunjung perang,’’ tegasnya.

Keberadaan Detasemen TNI-AU di Bandara Mutiara Palu nantinya lanjut Ridwan, sangat strategis karena merupakan wilayah yang paling berdekatan dengan Ambalat dan masuk jalur Arus Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan sekaligus memudahkan pesawat tempur untuk mengisi bahan bakar. ‘’Ini bagian strategis TNI-AU dalam menjaga kepulauan RI dari ancaman Negara asing,’’ sebutnya.

Bahkan,  kata  Kasubsi Kumniterkam Koops AU II Makassar tersebut, Detesemen TNI-AU Palu akan dijadikan Lapangan Undara (Lanud) tipe C sekaligus menjadi pangkalan Aju (Pertahanan). Untuk mendukung program tersebut, harus dibangun  Apron khusus TNI-AU dan taxiway intersection, hanggar, kantor, mess, pos jaga dan shelter pesawat tempur. ‘’Untuk runway menggunakan landasan yang ada karena ke depan salah satu kriteria meningkatkan fasilitas Bandara harus ada pangkalan TNI-AU,’’ tegasnya. seraya mengatakan Bandara Balikpapan tidak bisa lagi dikembangkan karena sudah berada di pinggir laut.

Untuk mendukung program Mabes TNI-AU tersebut tambah Ridwan, diperlukan dukungan semua pihak termasuk pemerintah Sulteng karena selain untuk pangkalan TNI-AU sebagai landasan pertahanan, juga untuk pengembangan Bandara Mutiara Palu sebagai bandara Internasional yang akan jadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Tengah.

Sumber: www.radarsulteng.com
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Copyright © 2011. KORAN SULTENG - All Rights Reserved