Palu (ANTARA News) - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa menyebut krisis listrik sebagai masalah klasik bagi dunia investasi di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Listrik sangat penting bagi investor untuk menjalankan usahanya, kalau listriknya sering byar pet bagaimana mungkin investor mau melirik Sulteng," kata Erwin Aksa saat berkunjung ke Palu, Sabtu.
Menurutnya, Pemprov Sulteng perlu menghadap ke pemerintah pusat agar memperhatikan krisis listrik di Sulteng agar tidak terus tertinggal dibanding daerah lain.
"Bagaimana mau maju, jika kebutuhan dasar berupa listrik belum terpenuhi," kata Erwin.
Sumber kelistrikan di Sulteng saat ini bersumber dari PLTU Palu yang berdaya 2x13,5 MegaWatt/MW, PLTD Silae (20 MW), serta sumber lainnya yang tersebar di setiap kabupaten yang dayanya tidak lebih dari 50 MW.
"Itu cukup untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga tapi kalau untuk kebutuhan industri berskala besar daya sebesar itu belum mencukupi," katanya.
Selain listrik, lanjut Erwin, masalah infrastruktur juga menjadi kendala investasi di Sulteng.
"Banyak jalan yang menjadikan akses utama ke suatu daerah tujuan investasi kondisinya rusak atau justru belum terbangun, dan ini menjadi masalah serius," katanya.
Menurut Erwin, ketersediaan infrastruktur akan menciptakan efisiensi dan memangkas ongkos investasi.
HIPMI meminta pemerintah agar lebih memperhatikan infrastruktur sehingga calon investor bisa merasa lebih nyaman.
"Yang jelas listrik dan infrastruktur menjadi masalah mendasar yang segera diatasi agar investor lebih tertarik," katanya.(*)
bener banget, gimana sulawesi tengah bisa mo maju klo masalah listrik aja ketinggalan 20 abad....OMG,,,,
BalasHapus