Sulteng Masih Minim Dokter Spesialis

Jumat, 19 Maret 2010

KS-- Ini harus menjadi perhatian dari semua pihak, termasuk pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulteng, jumlah tenaga kesehatan yang saat ini memberi pelayanan kepada masyarakat di Sulteng masih jauh dari harapan.

Khususnya kebutuhan terhadap dokter spesialis, kondisinya di Sulteng masih sangat minim. Padahal pemenuhan terhadap kebutuhan tenaga kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional khususnya di Sulteng.

Berdasarkan data Dinkes Sulteng, dari data jumlah dan kebutuhan tenaga Sumber Daya Masyarakat (SDM) Kesehatan se Sulteng, baik pemerintah maupun swasta, berdasarkan wilayah dan jenis SDM secara keseluruhan berjumlah 3.599 orang.

Dari jumlah kebutuhan tenaga tersebut, kebutuhan dokter spesialis yakni empat spesialis dasar meliputi spesialis penyakit dalam berjumlah 21 orang (0.58 persen), spesialis anak berjumlah 18 orang (0.50 persen), spesialis kandungan (obgyn) berjumlah 18 orang (0.50 persen) dan spesialis bedah berjumlah 15 orang (persen).

Sedangkan untuk kebutuhan tenaga dokter spesialis Radiologi berjumlah 12 orang (persen), dokter spesialisasi Patologi Klinik berjumlah 17 orang (persen) serta dokter spesialis Anastesi berjumlah 19 orang (persen).

Untuk kebutuhan tenaga dokter umum berjumlah 182 orang (5.06 persen) dan kebutuhan tenaga dokter gigi 83 orang (2.31 persen). Kebutuhan tersebut tersebar di wilayah Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Dinas Kesehatan serta sarana kesehatan lainnya.

“Namun kondisinya saat ini, khususnya dokter spesialis masih jauh dari yang diharapkan,” tandas Kabid SDM Kesehatan Dinkes Sulteng, Drs Estu Raharjo MM. Menurut Estu, berdasarkan kondisi dokter ahli yang ada di Sulteng, khususnya yang bertugas di kabupaten-kabupaten kondisinya masih memprihatinkan.

Di antaranya, seharusnya dalam satu rumah sakit bisa terpenuhi minimal 4 dokter spesialis dasar dan empat dasar dokter spesialis penunjang, namun kondisinya saat ini masih jauh dari target tersebut.
Seperti misalnya, RS Kabelota Donggala yang hanya memiliki dua tenaga dokter spesialis, RS Poso hanya tiga dokter spesialis, RS Ampana hanya tiga dokter spesialis, RS Banggai enam dokter spesialis dan RS Bangkep bahkan tidak ada dokter spesialis.

Untuk RS Kolonodale hanya memiliki dua dokter spesialis, RS Bungku hanya satu dokter spesialis, RS Mokopido Tolitoli hanya memiliki tiga dokter spesialis, RS Buol hanya memiliki tigadokter spesialis dan RS Anuntaloko Parigi sebanyak lima dokter spesialis.

“Namun ada sejumlah dokter yang saat ini sedang menjadi peserta tugas belajar. Mudah-mudahan dalam waktu empat sampai lima tahun ke depan sudah bisa selesai semua dan bisa sedikit memberikan harapan terhadap kekurangan Tenaha dokter spesialis itu,” katanya.

Sebagaimana diketahui, empat dokter spesialis dasar meliputi Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Kandungan dan Kebidanan, Spesialis Penyakit Anak dan Spesialis Bedah. Sedangkan empat dokter spesialis penunjang meliputi, Spesialis Radiologi, Spesialis Anastesi, Spesialis Patologi Klinik dan Spesialis rehabilitasi medik. (yon)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Copyright © 2011. KORAN SULTENG - All Rights Reserved