Populasi Babi Rusa TN Togian Terus Menyusut

Minggu, 07 November 2010

Koransulteng/(ANTARA News) - Populasi babi rusa (babyrousa babirussa) di Taman Nasional Kepulauan Togian, Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, terus menyusut karena terus diburu masyarakat sebagai hama.

"Babi rusa di Togian merupakan hama bagi warga lokal," kata Kabag Tata Usaha Taman Nasional Kepulauan Togian Rasiman Kaimoeddin di Ampana, Rabu.

Menurut Rasiman Kaimoeddin, banyak jerat dipasang masyarakat untuk menangkap satwa dilindungi itu agar hewan itu tidak merusak perkebunan mereka.

Rasiman, yang didapingi stafnya Bahari Tao Hutabarat, menyebutkan, baru-baru ini sebuah tim dari TN Kepulauan Togian melakukan survei dan identifikasi satwa-satwa dilindungi serta tutupan terumbu karang di kawasan itu.

Khusus untuk satwa liar babi rusa, kata Bahari Hutabarat yang baru pulang dari Kepulauan Togian, populasinya turun dari sekitar 100 ekor tahun 2006 menjadi kurang dari 90 ekor.

Ancaman utama bagi kelestarian babi rusa adalah perburuan yang dilakukan warga, karena hewan itu dianggap hama yang merusak merusak kebun umbi-umbian, jagung, kelapa dan berbagai tanaman lainnya.

"Warga Pulau Togian yang berkebun umumnya memasang jerat di sekitar kebunnya untuk memusnahkan babi rusa yang sering merusak pagar mereka dan memakan tanaman di dalamnya," ujarnya.

Menurut dia, daging babi rusa tidak diperdagangkan di sana karena hampir 100 persen warga di daerah itu Muslim.

Babi rusa yang terkena jerat dipastikan mati,kata dia, karena satwa langka itu sangat sensitif dengan rasa sakit dan mudah mati.

Menurut Bahari Hutabarat, kemampuan reproduksi babi rusa rendah, sebab satu ekor babi rusa betina hanya bisa melahirkan paling banyak dua ekor sekali melahirkan, tidak seperti babi jenis lainnya yang bisa mencapai 10-12 ekor.

Rasiman mengaku kesulitan mencegah warga membunuh satwa langka dan dilindungi itu karena di satu pihak warga juga ingin menyelamatkan tanaman mereka sebagai sumber penghidupan pendukung selain mencari ikan di laut.

"Namun demikian kami terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan mengenai pentingnya babi rusa dilindungi, termasuk berbagai jenis fauna dan flora khususnya terumbu karang yang indah di kawasan itu," ujarnya.

Pihak TN Kepulauan Togian hingga kini belum bisa melakukan tindakan penegakkan hukum terhadap perusak lingkungan karena masih mengedepankan pendekatan persuasif dan penyuluhan untuk menngkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan lingkungan baik di darat maupun kawasan perairan Kepulauan Togian," ujar Rasiman.

Taman Nasinal Kepulauan Togian yang berkantor pusat di Ampana, Ibu Kota Kabupaten Tojo Una memiliki 16 orang anggota pilisi kehutanan dan dua orang penyidik pengawai negeri sipil (PPNS).
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Copyright © 2011. KORAN SULTENG - All Rights Reserved