Dewan Keamanan PBB Siap Bahas Libya

Kamis, 24 Februari 2011

Liputan6.com, Los Angeles: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa (22/2), akan bersidang untuk membicarakan krisis di Libya. Bahkan, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah bicara dengan pemimpin Libya Muammar Khadafi dan meminta untuk menahan diri.

"Saya mendesaknya untuk menghentikan kekerasan terhadap para demonstran dan saya juga menegaskan pentingnya untuk menghormati hak asasi manusia para demonstran itu," kata Ban. Sekjen PBB tersebut menekankan, pendapat dan kekhawatiran para warga harus dihargai sepenuhnya dan didengar oleh pemerintah dari negara yang berkepentingan.

Ia berbicara kepada satu kelompok kecil wartawan di Los Angeles, Amerika Serikat, setelah mengeluarkan pernyataan bahwa ia "marah" ketika mendapati berita bahwa pasukan keamanan Libya menembaki demonstran dari pesawat perang dan helikopter.

"Serangan atas warga sipil seperti itu, bila memang benar terjadi merupakan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional dan akan sangat dikecam oleh Sekjen," kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky dalam pernyataan tertulisnya.

"Ban sekali lagi meminta penghentian segera atas tindakan kekerasan," kata Nesirky yang juga menyebutkan bahwa Sekjen PBB sudah melakukan komunikasi erat dengan negara-negara kunci mengenai krisis tersebut.

Dalam pembicaraannya dengan Khadafi, Ban juga meminta agar pemimpin Arab yang paling lama menjabat itu untuk "segera" menghentikan tindakan kekerasan di negara Afrika Utara tersebut. Serta, menggelar dialog luas dengan pihak oposisi. "Ban menekankan pentingnya untuk memastikan perlindungan bagi warga sipil dalam situasi apa pun," kata Nesirky.

Sementara itu, demonstran tampak mengendalikan beberapa kota di Libya dan tokoh-tokoh rezim yang membelot juga bertambah. Kelompok hak asasi manusia internasional memperkirakan pergolakan tersebut menewaskan lebih dari 400 orang.

Adapun Khadafi dalam pernyataan pertamanya sejak demonstrasi timbul pada Selasa lalu di bagian timur negara yang kaya minyak tersebut membantah bahwa dirinya pergi dari negaranya di tengah gugatan adanya "pembunuhan besar-besaran" di Tripoli.(ANS/Ant)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Copyright © 2011. KORAN SULTENG - All Rights Reserved