Astaga, Bocah-Bocah di Daerah Parigi, Sulteng Banyak yang Lumpuh

Senin, 01 Maret 2010

KS - Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), perlu diteliti karena terdapat banyak anak usia dini menderita lumpuh layu. Demikian laporan Kompas.com (1/3).

Menurut Mohammad Ilham Chandra, anggota komisi IV DPRD, Sulteng di Palu, Senin (1/3/2010) di Kecamatan Parigi Tengah terdapat kurang lebih 10 anak usia dini yang menderita lumpuh layu.

"Laporan yang kami terima sekitar 10 anak lumpuh layu. Ini perlu diteliti ada apa sebetulnya," katanya saat menerima keluarga yang dua anaknya lumpuh.

Dia mengatakan, sejauh ini belum diketahui penyebab lumpuh. Ada yang mengatakan akibat imunisasi, namun belum bisa dijadikan rujukan karena belum ada penelitian.

"Apakah penyebab umpuh itu karena faktor medis atau pengaruh alam sekitarnya, ini perlu diteliti," kata dia.

Sangat disayangkan jika setiap tahun masih terjadi kasus lumpuh, apalagi jika penyebabnya kesalahan penanganan medis seperti suntikan imunisasi.

Andi Rukia (32) dari Desa Pelawa, Kecamatan Parigi Tengah, mengatakan, dua anaknya lumpuh setelah mengalami panas tinggi. Dua anaknya tersebut adalah M David (10) dan M Yasin (5). Keduanya lumpuh sejak usia tujuh bulan.

"David awalnya panas tinggi. Saya bawa ke Puskesmas tapi kemudian dirujuk ke RS Parigi. Begitu pulang dia muntah, badan langsung lemah dan akhirnya lumpuh," kata Andi Rukia.

Sementara itu, M Yasin tidak menderita panas hanya tiba-tiba saja matanya tinggi dan segera dibawa ke rumah sakit. Setelah kembali, Yasin akhirnya lumpuh.

Hasna (33), ibu rumah tangga dari Kecamatan Parigi Utara, mengatakan, dua anaknya juga lumpuh yakni Fatimah (5) dan Zulkifli (4).

Menurut Hasna saat anaknya tersebut berusia dua bulan disuntik imunisasi DPT di paha kanannya. Saat disuntik sempat mengeluarkan darah hingga akhirnya bernanah.

"Waktu itu anak saya ini tidur. Saya sebetulnya tidak rela anak saya disuntik karena sedang tidur. Setelah disuntik, darah akhirnya terpancar dari pahanya," cerita Hasna.

Sementara Zulkifli disuntik campak saat usia sembilan bulan. Sekarang juga lumpuh dan sudah empat kali dirawat di rumah sakit namun tidak ada perubahan.

Dia mengatakan, dua anaknya tersebut saat lahir dalam kondisi normal dan berat badan cukup.

Menurut Hasna, ia pernah membawa anaknya ke salah satu rumah sakit di Gorontalo. Hasilnya, Fatimah lumpuh karena saat disuntik mengenai syaraf anak itu.

Dia mengatakan, di desanya ada beberapa anak yang mengalami lumpuh sehingga banyak ibu yang tidak mau anaknya diimunisasi.

Dua keluarga tersebut saat ini mendapat santunan dari bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 300 ribu per orang. Kedua ibu rumah tangga tersebut mengaku sudah menerima Rp 6 juta perkeluarga pada 2009.

Anggota Komisi IV, Ilham Chandra mengatakan, perlu diteliti lebih jauh apakah anak-anak itu lumpuh akibat kesalahan penanganan medis atau tidak.

"Hasil penelitian itu bisa dijadikan rujukan untuk mengambil langkah selanjutnya," katanya.

sumber: http://regional.kompas.com
Share this article :

1 komentar:

 
Support : Copyright © 2011. KORAN SULTENG - All Rights Reserved