Autopsi Kasmir, Polda Tunggu Jawaban Unhas

Senin, 25 Oktober 2010

Koransulteng --Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah masih menunggu jawaban dari ahli forensik Universitas Hasanudin Makassar, Sulawesi Selatan, terkait pelaksanaan autopsi terhadap jenazah Kasmir Timumun, yang meninggal di dalam sel Polsek Biau, Kabupaten Buol.

"Masih kita tunggu jawaban dari Makassar untuk mengotopsi jenazah Kasmir," kata http://koran-sulteng.blogspot.com/ Brigjen Muhammad Amin Saleh kepada wartawan di Palu, Senin (25/10).

Kapolda Amin Saleh menuturkan, autopsi jenazah rencananya akan dilakukan tim forensik Unhas Makassar namun sejauh ini Polda belum menerima jawaban apapun baik lisan maupun tulisan dari pihak forensik Universitas Hasanuddin Makassar.

Padahal, menurut dia, surat resmi Polda yang ditandatanganinya itu jauh-jauh hari telah dikirim ke pihak ahli Forensik Makassar sebagai salah satu universitas terbesar di Kawasan Indonesia Timur.

Menurut Amin Saleh, rencananya setelah surat permintaan kerja sama itu mendapat respon dari Forensik Unhas, Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda akan menjadwalkan pelaksanaan autopsi ulang terhadap jenazah Kasmir Timumun.

Amin Saleh menegaskan, Polda Sulteng mengaku siap untuk melakukan autopsi ulang jenazah Kasmir Timumun. Ia menambahkan, persetujuan polisi untuk melakukan penggalian makam dan autopsi ulang itu dilakukan menyusul adanya permohonan tertulis dari pihak keluarga Kasmir kepada Kapolres Buol AKB Amin Litarso.

Ia menjelaskan, pada autopsi pertama, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh Kasmir, hanya luka bekas jeratan tali di lehernya karena gantung diri.

Selain meminta autopsi ulang, dalam surat resminya ke polisi yang dibubuhi tanda tangan dan materai 6.000 itu, pihak keluarga Kasmir juga tidak keberatan dan bahkan menjamin keamanan polisi selama dalam pelaksanaan penggalian mayat dan autopsi ulang.

Menurut keluarga Kasmir, autopsi ulang itu dilakukan demi memenuhi rasa keadilan, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga demi masyarakat Buol secara keseluruhan.

Kematian Kasmir yang dinilai tidak wajar itu memicu kemarahan keluarga dan masyarakat Buol hingga terjadi bentrok dengan aparat kepolisian pada 31 September 2010.

Dalam insiden itu, delapan warga sipil tewas tertembak dan puluhan lainnya luka-luka, disamping sejumlah markas dan rumah milik anggota Polri dirusak dan dibakar massa.

Sumber:Antara
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Copyright © 2011. KORAN SULTENG - All Rights Reserved