Lumpur Panas ToliToli: Masyarakat Diminta Tidak Panik

Kamis, 24 Februari 2011

PALU, MERCUSUAR - Masyarakat sekitar semburan lumpur panas di Kabupaten Tolitoli, , diminta tidak panik menanggapi adanya semburan lumpur tersebut karena dugaan sementara semburan itu hanya gejala alam biasa.
"Pengamatan awal kami, ini gejala alamiah. Kami menduga secara geologis ada rangkaiannya dengan beberapa titik air panas di daerah ini. Makanya masyarakat kami minta tidak perlu panik," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sumber Daya Mineral, Tolitoli, Budi Katiandago, yang dihubungi dari Palu di lokasi semburan Dusun IV Betengon, Desa Malala, Kecamatan Dondo, Rabu petang.
Menurut Budi, sekitar dua kilometer dari pusat semburan saat ini terdapat titik air panas yang terus mengeluarkan air jauh sebelum masyarakat menemukan lubang semburan lumpur di Dusun Betengon tersebut.
Bahkan kata Budi, air panas tidak saja berada di desa itu tetapi beberapa desa lainnya di kecamatan tetangga seperti Luok Manipi dan daerah Dampal Selatan juga terdapat titik air panas.
"Tetapi belum ada penelitian ilmiah hubungan air panas tersebut dengan semburan lumpur saat ini," katanya.
Inventarisasi potensi air panas tersebut sudah lama dilakukan hanya saja belum melalui penelitian mendalam. Dia mengatakan, pengamatan awal yang dia lakukan akan ditindaklanjuti dengan melalui dan melibatkan ahli di bidangnya.
Budi belum bisa memastikan apakah lubang semburan tersebut akan meluas atau tidak, sebab pengamatan yang dilakukan hanya pengamatan di permukaan saja.
"Lebih lanjut nanti akan kami laporkan ke Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) di Jakarta," katanya.
Budi berharap Kementerian ESDM bisa melakukan penelitian secara terpadu tentang gejala alam di daerah penghasil cengkeh dan kakao tersebut.
Menurut Budi, dari pantuan sementara lubang semburan tersebut masih berdiameter kurang dari satu meter dan lebih dominan mengeluarkan air dibanding material pasir. Hal ini bisa jadi karena posisi lubang semburan berada di sekitar bantaran sungai.
"Kemungkinan saja air dari sungai melewati titik panas sehingga itu yang keluar ke permukaan," katanya.
Budi mengatakan, pihaknya sudah mengambil contoh material yang keluar dari perut bumi tersebut untuk diteliti. Dia memperkirakan, dua hari dari hari ini hasilnya sudah bisa diketahui.

TUMPAH KE SUNGAI
Limbah semburan lumpur berbau belerang di Kabupaten Tolitoli, kini sudah tumpah ke sungai karena endapan di sekitar lubang lumpur tersebut sudah mencapai ketinggian hingga 30 centimeter.
"Limbahnya sudah mengalir ke sungai, karena kebetulan jarak sungai dengan pusat semburan hanya sekitar 10 meter," kata Sekretaris Kecamatan Dondo Iksan Jamri, yang dihubungi dari Palu, Rabu.
Dia mengatakan, pusat semburan berada di perbatasan wilayah tiga desa yakni Desa Malala, Tinabogan, dan Malulu, Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli.
Menurut Iksan, pusat semburan tersebut berada di perkebunan rakyat sehingga jauh dari pemukiman penduduk.
Jarak pusat semburan dengan pemukiman penduduk sekitar 1,5 kilometer, sehingga masyarakat belum terganggu.
"Tetapi kami sudah menghimbau agar tidak terlalu mendekat ke pusat semburan karena khawatir bau yang keluar dari lubang tersebut mengandung racun," kata Iksan. ANT

Sumber:http://www.harianmercusuar.com
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Copyright © 2011. KORAN SULTENG - All Rights Reserved