Morowali Disiapkan Jadi Kabupaten Minapolitan Rumput Laut

Jumat, 25 Februari 2011

Palu (ANTARA News) - Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah disiapkan menjadi kawasan minapolitan rumput laut yang diproyeksikan menjadi kabupaten penghasil rumput laut terbesar di Indonesia, kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo.

Ia mengemukakan di Palu, Kamis, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dijadwalkan akan mencanangkan Morowali sebagai kabupaten minapolitan rumput laut pada pembukaan Rakot Dinas KP Sulteng di Bungku, ibu kota Kabupaten Morowali, sekitar 500 km Tenggara Kota Palu, Jumat (25/2) malam.

Menurut Hasanuddin, Kabupaten Morowali yang wilayahnya mencakup sebagian besar Teluk Tolo kini menjadi produsen rumput laut terbesar di Sulteng.

"Sekarang ini Teluk Tolo menyumbang produksi rumput laut sekitar 70 persen dari total produksi Sulteng tahun 2010 yang sebanyak 790.000 ton basah," ujarnya.

Selain itu, katanya, Morowali sedang giat-giatnya mengembangkan budi daya rumput laut jenis glacilaria di areal pertambakan ikan bandeng yang dimotori oleh PT. Argarindo Bogatama Indonesia.

Karena itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad telah menjajikan alokasi dana khusus dari APBN sebesar Rp3 miliar untuk mengembangkan rumput laut di Morowali ini.

"Ini adalah alokasi dana paling besar untuk pengembangan rumput laut di antara 10 kabupaten/kota di Sulteng," ujarnya.

Ada tiga alasan utama memilih Teluk Tolo sebagai pusat pengembangan rumput laut yakni potensinya yang besar untuk kedua jenis rumput laut unggulan yakni cottoni dan glacilaria serta komitmen pemerintah kabupaten setempat dalam pengembangan komoditas kelautan.

Selain itu, di Morowali saat ini sudah ada investor rumput laut yakni PT Argarindo Bogatama Indonesia yang beroperasi mengembangkan budi daya rumput laut jenis gracilaria.

"Kalau produksi rumput laut petani nantinya sudah memenuhi skala ekonomi yang dibutuhkan, PT Argarindo akan membangun industri pengolahan," ujarnya.

Selain dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, katanya, Kantor Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal juga akan menyalurkan sekitar Rp1,5 miliar untuk pemberdayaan nelayan pembudidaya rumput laut di daerahnya, belum termasuk dari kementerian lain seperti perindustrian, koperasi dan pemerintah provinsi serta kabupaten setempat.

Hasanuddin mengatakan, dalam lima tahun (2010-2014), Sulteng menargetkan peningkatan produksi rumput laut sekitar 30 persen per tahun sehingga pada 2014 total produksi akan mencapai hampir dua juta ton.

Ada tiga klaster pengembangan rumput laut di Provinsi Sulteng, yakni Selat Makassar dan Laut Sulawesi, Teluk Tomini dan Teluk Tolo.

Sumber:Antara
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Copyright © 2011. KORAN SULTENG - All Rights Reserved