Korban Tewas Longsor Morowali 12 Orang

Rabu, 13 Oktober 2010


TEMPO Interaktif, Palu - Korban bencana tanah longsor yang melanda Desa Bunta, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Selasa (12/10) hingga kini bertambah menjadi 12 orang.

Rabu siang ini ada satu korban ditemukan, sementara yang mengalami luka-luka berat dan ringan 18 orang. Selain korban jiwa, longsor juga menimbun tujuh unit "dump truck", satu unit escavator, dan enam unit sepeda motor.

Korban tewas tersebut, tiga warga lokal dan lainnya karyawan PT Agro Nusa Abadi, anak perushaan PT Astra. Perusahaan ini di Morowali bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.

Saksi korban yang selamat, benama Sueb,menyebutkan, saat kejadian mereka sedang beristirahat di base camp setelah bekerja separuh hari di perkebunan kelapa sawit.

“Saat itu kita lagi istirahat dan makan siang. Ada beberapa batu kecil yang jatuh, tiba-tiba ada pohon tumbang dan gunung terbelah. Saya langsung lari. Tapi teman saya, ada 10 orang tertimbun. Kami yang selamat cuma tiga orang,” kata Sueb.

Kepala Kepolisian Resor Morowali Ajun Komisaris Besar Suhirman mengatakan, sebanyak 280 personil penyelamat dari unsur polisi, Satuan Polisi Pamong Praja, dan TNI terus berjuang mencari ketiga korban yang belum ditemukan.

"Dengan jumlah personil sebesar ini, kita berharap korban yang masih tertimbun longsor dapat segera ditemukan" kata Suhirman. Regu penyelamat juga mengerahkan tiga alat berat untuk menggali tanah milik PT Agro Nusa Abadi.

Direktur Yayasan Sahabat Morowali Tanwir Lamaming mengatakan, longsoran yang terjadi menimbun base camp milik PT Agro. “Memang sebetulnya tempat itu tidak layak untuk dijadikan bace camp,” katanya.

Ia beralasan Base Camp yang ditempati itu tepat berada di bawah tebing, tempat pengambilan material PT Agro. “Jadi jelas ini tanggungjawab perusahaan itu. Seharusnya tak membangun basecamp. Ini bukan bencana alam tapi kelalaian manusia,” kata Tanwir.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan, PT Agro Nusa Abadi diduga lalai dalam menjaga keselamatan karyawannya.

"Kami meminta supaya polisi menyelidiki perusahaan itu karena ada unsur kelalaian. Sudah tahu di lokasi kejadian itu ada tebing kenapa perusahaan membangun barak di sekitar itu," kata Wakil Ketua Komisi III (Bidang Pembangunan) DPRD Sulteng, Suprapto Dg Situru

Suprapto mengatakan, perusahaan tidak mempertimbangkan keselamatan karyawannya sehingga perusahaan berani mendirikan barak di lokasi rawan bencana.

DARLIS
Sumber:http://www.tempointeraktif.com
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Copyright © 2011. KORAN SULTENG - All Rights Reserved